Skip to main content

Pernah nggak sih kamu merasa rumah berantakan terus, padahal udah beberes tiap hari? Atau mungkin kamu sering nemuin barang-barang yang sebenernya udah lama banget nggak dipakai, tapi masih aja disimpan karena “sayang”? Nah, bisa jadi itu tandanya kamu butuh yang namanya decluttering.

Decluttering adalah proses merapikan dan menyortir barang-barang yang kita miliki, lalu menyingkirkan barang-barang yang udah nggak dibutuhkan, nggak dipakai, atau nggak punya nilai guna lagi. Intinya, decluttering itu bukan sekadar beberes biasa. Ini lebih ke mindful cleaning, alias beres-beres yang sadar dan punya tujuan: bikin hidup lebih ringan dan tertata.

Kegiatan ini udah populer banget di berbagai negara, apalagi sejak metode KonMari dari Marie Kondo viral. Tapi sebenernya nggak harus ikut metode tertentu kok. Yang penting niat dan konsisten aja dulu.

Nah, tapi decluttering bukan cuma soal bikin rumah rapi, namun juga punya banyak manfaat lain yang nggak kalah penting:

  1. Mengurangi stres dan kecemasan
    Percaya atau nggak, rumah yang berantakan bisa bikin pikiran kita ikutan “berantakan”. Begitu barang-barang yang nggak perlu udah disingkirin, rasanya jadi lebih lega dan tenang.
  2. Hemat waktu dan tenaga
    Bayangin deh, berapa banyak waktu yang kebuang cuma buat nyari barang yang nyelip entah di mana. Dengan decluttering, semuanya jadi lebih terorganisir, dan kamu jadi nggak perlu ribet tiap kali butuh sesuatu.
  3. Lebih sadar saat belanja
    Setelah decluttering, biasanya kita jadi lebih mikir sebelum beli barang baru. Jadi, belanja pun jadi lebih bijak, nggak asal comot doang.
  4. Bisa bantu orang lain
    Barang-barang yang udah nggak kamu pakai bisa banget loh dimanfaatkan orang lain. Nanti kita bahas soal ini ya!

Tips Decluttering Biar Nggak Overwhelmed!

Kalau kamu baru mau mulai, jangan langsung mikir harus beresin satu rumah sekaligus. Bisa-bisa malah stres duluan. Nih, beberapa tips buat kamu yang pengen mulai decluttering:

  1. Mulai dari yang kecil
    Nggak usah langsung kamar penuh. Mulai aja dari satu laci, satu rak, atau satu sudut ruangan. Yang penting mulai dulu!
  2. Kategorikan barang
    Kamu bisa bagi jadi tiga kategori: Simpan, Donasi, Jual, dan Buang. Jangan ragu ya, kalau udah nggak berguna, mending lepasin aja.
  3. Tanya ke diri sendiri
    Saat ragu, coba tanya: “Barang ini udah aku pakai dalam 6 bulan terakhir nggak?” atau “Ini masih bikin aku bahagia nggak?”. Kalau jawabannya nggak, berarti saatnya dilepasin.
  4. Jangan terlalu perfeksionis
    Proses decluttering nggak harus langsung sempurna. Nikmati prosesnya, lakukan bertahap, dan kasih waktu buat diri sendiri.

Setelah Decluttering, Barangnya Bisa Diapain Sih?

Nah, ini yang sering jadi pertanyaan. Barang udah dipisah-pisah, terus mau dikemanain?

  1. Donasi
    Banyak banget lembaga sosial atau komunitas yang menerima barang layak pakai. Bisa bantu orang lain yang lebih membutuhkan. Mulia banget, kan?
  2. Dijual
    Barang preloved yang masih bagus bisa kamu jual lewat platform online kayak Findit. Lumayan banget buat nambah pemasukan.
  3. Didaur ulang
    Untuk barang-barang yang udah nggak bisa dipakai, cek dulu apakah bisa didaur ulang. Misalnya, kertas, plastik, atau baju-baju lusuh bisa dimanfaatkan jadi keset atau lap.
  4. Diberi ke orang terdekat
    Kadang ada teman atau keluarga yang butuh barang yang kamu punya. Tawarkan aja dulu sebelum dibuang.

Decluttering itu bukan cuma soal membuang barang, tapi soal melepaskan—baik secara fisik maupun emosional. Dengan mengurangi barang yang nggak perlu, kita juga memberi ruang untuk hal-hal baru yang lebih bermakna masuk ke hidup kita.

Nggak usah nunggu momen besar kayak pindahan atau tahun baru. Kamu bisa mulai decluttering kapan aja, bahkan sekarang juga. Ingat, hidup itu udah cukup ribet. Jangan tambah ribet dengan numpuk barang yang nggak perlu.

Selamat decluttering, semoga hidupmu makin ringan dan lega!

Leave a Reply